SHARE

Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi (kanan) dan Menteri Perdagangan Luar Negeri Uni Emirat Arab Thani bin Ahmed Al Zeyoudi saat peluncuran perundingan RI-Uni Emirat Arab (istimewa)

Sebagai kesepakatan yang komprehensif, lanjut Mendag Lutfi, inisiatif tersebut akan mencakup akses pasar, aturan untuk memfasilitasi perdagangan dan investasi, serta kerja sama.

“CEPA harus menjadi platform ekonomi yang andal dan inklusif yang akan mengangkat berbagai sektor bisnis dari semua skala, dari perusahaan multinasional hingga usaha kecil dan menengah,” ungkapnya.

Menurut Mendag, ada tiga hal utama yang menjadikan CEPA penting bagi Indonesia dan UEA. Pertama, secara historis, CEPA adalah perundingan pertama Indonesia dengan negara di kawasan Teluk, begitu pula ini merupakan perundingan pertama bagi UEA dengan mitra dagang di Asia.

Kedua, Indonesia dan UEA sebagai dua kekuatan ekonomi utama perlu mempererat kerja sama sehingga dapat saling melengkapi. Terutama, di masa pandemi yang penuh tantangan ini, dibutuhkan terobosan baru untuk saling mendorong ekonomi kedua negara.

Ketiga, CEPA diharapkan bukan sekadar kemitraan atau kerja sama pemerintah dengan pemerintah (G to G) tetapi juga antarpelaku usaha (B to B) dan masyarakat kedua negara.

CEPA disebut akan semakin membangun kepercayaan kedua negara untuk lebih meningkatkan perdagangan dan investasi, serta meningkatkan intensitas pertemuan untuk kerja sama yang berkelanjutan.

Mendag Lutfi menegaskan IUAE-CEPA dapat secara signifikan mendorong peningkatan produktivitas, inovasi, penciptaan lapangan kerja, kolaborasi bisnis, dan berkontribusi pengentasan kemiskinan bagi kedua belah pihak.

Menteri Al Zeyoudi mengatakan hubungan bilateral UEA yang sudah berlangsung lama dengan Indonesia berdasarkan pada ikatan budaya yang erat dan komitmen bersama untuk memungkinkan pembangunan ekonomi yang lebih besar dan kemakmuran rakyat kedua negara.

“IUAE-CEPA dibangun di atas hubungan ekonomi yang kuat antara UEA dengan Indonesia. IUAE-CEPA akan menjadi dasar bagi kemitraan yang lebih erat untuk kemajuan bersama dengan menciptakan berbagai peluang baru, menarik investasi dan tenaga kerja yang lebih besar, serta mengakselerasi pemulihan ekonomi global,” kata Menteri Al Zeyoudi.

Menteri Al Zeyoudi juga dijadwalkan untuk melakukan pertemuan kehormatan kepada Presiden RI Joko Widodo pada 3 September 2021.

Halaman :