SHARE

Tas Dari AMpas Tebu karya Mahasiswa IPB University (istimewa)

“Pabrik gula tidak dapat mengelola limbah yang dihasilkan, karena hanya beberapa bagian yang dapat diolah untuk bahan bakar, sehingga ampas tebu belum terkelola dengan baik dan belum memiliki nilai ekonomi yang baik,” katanya.

Mencermati hal tersebut, Depicha dan tim, membuat tas jinjing dari ampas tebu untuk menambah nilai ekonomi ampas tebu tersebut.

"Dengan mensosialisasikan pemanfaatan produk dari bahan ramah lingkungan dapat membantu pemerintah untuk mengurangi pemanfaatan produk plastik yang limbahnya sulit diurai," katanya.

Depicha yang masih kuliah di semester lima Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (SKPM FEMA) IPB ini menyatakan, tas dari ampas tebu tersebut dirancang sesuai dengan budaya nusantara dan tradisi daerah, sehingga menambah keindahan produk tas jinjing.

"Dengan desain yang menarik ini, meskipun tas jinjing telah rusak, dapat dimanfaatkan sebagai barang seni rupa, yakni dikliping, kemudian dibingkai sehingga dapat menjadi hiasan dinding,” katanya.

Dalam pemasarannya, Depicha dan tim menggunakan promosi melalui media sosial instagram dan WhatsApp masing-masing anggota tim.

Depicha mengatakan atas produksi itu, konsumen memberikan respons positif dan menyadari bahwa ampas tebu, limbah pabrik gula, ternyata dapat dijadikan tas dengan desain unik.

Dosen pendamping, Dr Burhanuddin, mengatakan tas jinjing dari ampas tebu ini lahir dari kreativitas mahasiswa untuk memanfaatkan limbah ampas tebu dan mengurangi penggunaan plastik yang berdampak negatif pada lingkungan.

Halaman :