SHARE

Ilustrasi

Terapi osteosarkoma: kemoterapi, pembedahan atau amputasi

Pengobatan utama osteosarkoma adalah kemoterapi dan pembedahan, yakni pengangkatan tumor atau amputasi. Menurut Prof. Fauzi, osteosarkoma adalah jenis kanker yang resisten dengan kemoterapi dan radiologi sehingga dosis kemoterapi umumnya lebih tinggi.

Dia mengajak orangtua untuk optimistis dan berbesar hati bila anaknya harus menjalani kemoterapi, sebab hampir semua pasien bisa melewati proses tersebut.

"Dukungan orangtua penting saat anak menjalani kemoterapi," ujar Fauzi.

Dokter spesialis anak konsultan hematologi anak dr. Bambang Sudarmanto, SpA (K) dari RSUP dr. Kariadi Semarang mengatakan kemoterapi adalah terapi wajib untuk pengobatan osteosarkoma.

Kemoterapi bisa dilakukan sebelum bedah, atau operasi dulu baru kemoterapi. Tetapi keduanya harus dilakukan,” jelas Bambang.

Dia menjelaskan manfaat dari kemoterapi untuk pasien, yakni osteosarkoma memiliki respon yang bagus terhadap kemoterapi, ada harapan tumor mengecil sehingga pembedahan lebih mudah, juga efektif membunuh sel kanker yang kemungkinan menyebar di tempat lain.

Efek samping yang bisa dirasakan pasien anak adalah rasa mual dan ingin muntah, kemudian nafsu makan berkurang yang secara otomatis membuat tumbuh kembang terganggu karena anak enggan makan. Efek samping lainnya adalah diare, konstipasi, rambut rontok serta mukositis.

Dia mengungkapkan, efek samping kemoterapi terhadap anak cenderung lebih ringan dibandingkan pasien dewasa sehingga orangtua tidak perlu terlalu khawatir. Seringkali anak bahkan pulih lebih cepat dari efek samping, maka dokter dapat memberi dosis kemoterapi yang lebih tingi untuk mencoba membunuh tumor.

Namun ada juga satu dampak kemoterapi yang patut diwaspadai, yaitu depresi pada sumsum tulang yang mengakibatkan anak mudah terinfeksi akibat sel darah putih berkurang, serta mudah perdarahan karena trombosit berkurang. Anak juga mudah merasa lelah karena sel darah merah berkurang.

Halaman :
Tags
SHARE