Pada 2024 saja, kekeringan dan banjir yang meluas telah berdampak pada jutaan warga di Afghanistan utara dan barat, menghancurkan ribuan hektare lahan pertanian.
CARAPANDANG.COM, KABUL -- Afghanistan adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim di dunia, yang mengalami kekeringan berulang, banjir tiba-tiba, dan meningkatnya kelangkaan air yang mengancam penghidupan jutaan orang, khususnya mereka yang mengandalkan sektor pertanian.
Pada Hari Bumi, Abdul Razzaq, seorang petani berusia 56 tahun yang berasal dari distrik Burka di Provinsi Baghlan, Afghanistan utara, berdiri di lahannya yang gersang dan bercerita tentang kekeringan dan banjir yang terjadi di luar musim.
Para petani bekerja di lahan pertanian yang terdampak banjir baru-baru ini di distrik Burka di Provinsi Baghlan, Afghanistan utara, pada 20 April 2025. (Xinhua/Saifurahman Safi)
"Ketika kami menabur benih di sini, kami tidak mendapat apa-apa. Benih itu mengering. Gandum dan tanaman kami terbakar, dan kami duduk tak berdaya di rumah," tutur Razzaq kepada Xinhua. "Sepanjang ingatan saya, kami mengalami kekeringan setiap dua atau tiga tahun, dan jika hujan, kami bertahan hidup, jika tidak hujan, kami tidak punya apa-apa."