Fajar juga menyebut bahwa tradisi yang hidup di masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kekayaan budaya nasional. Tradisi itu, ujarnya melanjutkan, harus dijaga dan diteruskan kepada generasi mendatang melalui sistem pendidikan.
Diketahui, Seren Taun merupakan tradisi tahunan masyarakat adat Sunda di Cigugur sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen, sekaligus simbol harmoni antara manusia, alam, dan budaya.
Menurut Fajar, sebagai bagian dari khazanah kebudayaan Indonesia yang kaya, upacara Seren Taun sejatinya bukan hanya milik masyarakat Kuningan, melainkan juga milik alam kebudayaan masyarakat Indonesia.
"Rasa syukur panen dalam Seren Taun menandakan kita memiliki ketahanan pangan yang oleh Presiden Prabowo sering disebut sebagai ‘kemandirian pangan’. Itu terbukti dan mewujud. Hal inilah yang menjadi modal sosial kekuatan pangan kita,” kata dia. dilansir antaranews.com