CARAPANDANG - Pemerintah Jepang mengumumkan sebuah paket ekonomi darurat, guna meredam dampak dari tarif besar-besaran yang diberlakukan Amerika Serikat (AS). Pengumuman ini disampaikan oleh Perdana Menteri Shigeru Ishiba pada hari Jumat (25/4/2025).

Pernyataan tersebut merupakan bentuk respons atas kekhawatiran yang semakin besar dari kalangan industri dan rumah tangga di Jepang. Paket tersebut dirancang untuk memberikan bantuan langsung kepada sektor industri dan masyarakat yang terdampak.

"Saya telah menginstruksikan anggota kabinet untuk melakukan upaya maksimal. Terutama dalam membantu perusahaan dan rumah tangga yang khawatir terhadap dampak tarif," kata Ishiba, dikutip dari CNA.

Pemerintah menilai, tarif dari AS dapat membawa dampak signifikan terhadap industri-industri utama Jepang, seperti otomotif dan baja. Kedua sektor selama ini menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Salah satu langkah utama dalam paket ini adalah penguatan akses pembiayaan bagi perusahaan. Pemerintah juga akan memberikan subsidi untuk menurunkan harga bensin sebesar ¥10 per liter (Rp1.174).

Selain itu, akan ada kompensasi sebagian terhadap tagihan listrik selama tiga bulan, mulai bulan Juli mendatang. Ishiba menekankan, kekhawatiran publik terhadap dampak kebijakan tarif ini sangat nyata dan tidak bisa diabaikan.