Beranda Kolom Melihat Indonesia dari Perempuan

Melihat Indonesia dari Perempuan

0
Melihat Indonesia dari Perempuan

Tetapi catat, kemerosotan, memudarkan kecemerlangan KNPI. Dan beresiko bakal adanya generasi kesialan hilang dalam pusaran sejarah. Dari situ mula-mula waktu dimulainya penghukuman sejarah kepada siapa saja yang dianggap pangkal bagian dari kondisi ini.

Alih-alih ijtihad panggilan ‘pengorbanan’ menyatukan KNPI, Kongres demi Kongres justru semakin mematenkan tradisi konfliktual pecah-belah. Sialnya lagi, semua bersikukuh dengan ego masing-masing, saling klaim siapa yang paling legal.

Padahal kabar terhembus (silahkan check kevalidannya) bahwa sekitar pada bulan maret tahun 2021 lalu, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia telah putuskan mengunci (locked) atau tidak mengeluarkan Surat Keputusan (SK) baru yang memberikan persetujuan atas perubahan badan hukum anggaran dasar dan kepengurusan perkumpulan dewan pengurus pusat KNPI setiap pasca Kongres terselenggara. Artinya bagi semua KNPI pecahan siapapun, tidak ada satupun memegang SK Kumham sebagai legalitas suatu kepengurusan.
 
Wajar saja, fase sekarang bagi Putri Khairunnisa mengandung faktor determinan pesan moral pemuda introspeksi diri.Permenungan dan sadar atas celaan-ejekan sebagai “generasi egois, mudah marah, pendendam, amnesia sejarah, namun bisanya hanya baper-baperan”. Refleksi yang kemudian salut dan merasa malu terhadap keberhasilan David Napitupulu, Akbar Tandjung, Aulia Rahman, Abdullah Puteh mantan-mantan ketua KNPI terdahulu lainnya.

  • Tags

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Teratas

Berita Terkait
Berita Terkait