"Agar para pengemudi kami dapat mengaksesnya, pihak berwenang Israel harus menyetujui misi tersebut, menyediakan rute yang aman untuk dilalui, memberikan beberapa 'lampu hijau' untuk pergerakan, serta jeda dalam pengeboman, dan pada akhirnya, membuka gerbang besi agar kami dapat masuk," ujar OCHA.
Kantor tersebut mengatakan bahwa badan dunia itu diizinkan untuk menyalurkan bahan bakar dalam jumlah terbatas ke Gaza melalui perlintasan Kerem Shalom/Karem Abu Salem dan Zikim. Hampir setengah dari bahan bakar itu disalurkan ke Gaza utara untuk mendukung kebutuhan vital kesehatan, kebutuhan darurat, air, dan telekomunikasi.
Kendati demikian, bahan bakar yang diizinkan masuk ke Gaza tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan krusial yang menyelamatkan jiwa.
Gencatan senjata permanen sangatlah dibutuhkan saat ini. Jeda taktis sepihak saja tidak memungkinkan aliran pasokan secara kontinu yang diperlukan untuk memenuhi tingkat kebutuhan yang sangat besar di Gaza, kata OCHA.
Kantor tersebut mengatakan PBB dan para mitranya terus mengoordinasikan pergerakan kemanusiaan di dalam Gaza dengan pihak otoritas Israel.