SHARE

Ilustrasi (Net)

CARAPANDANG - Oleh: Detia Yahya, Pemerhati Pendidikan tinggal di Kabupaten Tangerang, Banten

Pendidikan menjadi kunci dalam pembangunan nasional. Maka, sudah seharusnya memajukan  kualitas pendidikan di Indonesia harus terus diikhtiarkan tanpa henti oleh semua pihak, khususnya oleh  pemerintah.  Dan ikhtiar ini pun serius dilakukan oleh pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan, Kebudyaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Di bawah kepemimpinan Nadiem Anwar Makarim, Kemendikbudristek melakukan langkah-langkah besar  untuk membawa pendidikan Indonesia menuju ke arah yang lebih baik.  Langkah besar yang dilakukan salah satunya melalui Kebijakan Merdeka Belajar.

Kebijakan Merdeka Belajar merupakan upaya untuk mentransformasi pendidikan Indonesia  demi terwujudnya sumber daya manusia (SDM) unggul  yang bekarakter Profile Pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Sudah 26 episode  yang diluncurkan pada Kebijakan Merdeka Belajar, salah satunya adalah Program Sekolah Penggerak.  Program Sekolah Penggerak didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 162 Tahun 2021 tentang Pelaksaaan Sekolah Penggerak di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.

Secara umum, Program Sekolah Penggerak bertujuan untuk mendorong proses transformasi satuan pendidikan agar dapat meningkatkan capaian hasil belajar peserta didik secara holistik baik dari aspek kompetensi kognitif maupun non-kognitif (karakter) dalam rangka mewujudkan profile pelajar Pancasila. Transformasi yang diharapkan tidak hanya terbatas pada satuan pendidikan, melainkan dapat memicu terciptanya ekosistem perubahan dan gotong royong di tingkat daerah dan nasional sehingga perubahan yang terjadi dapat meluas dan terlembaga (Pemerintah et al., 2013).

Berdasarkan keterangan Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim pada sidang bersama  Komisi X DPR RI (6/3) menjelaskankan pada tahun 2023  sebanyak 506 dari 514 Kab/Kota  yang telah berpartisipasi pada program “Sekolah Penggerak”, 14.239 satuan pendidikan telah berpartisipasi pada program “Sekolah Penggerak” dan 5.676 Sekolah Penggerak telah melakukan pengimbasan kepada sekolah sekitar.

Manfaat Sekolah Penggerak

Program Sekolah Penggerak merupakan sebuah katalis untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia, yaitu sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi literasi dan numerasi serta karakter untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang diawali dengan SDM yang unggul, yaitu kepala sekolah dan guru.

Melalui program tersebut diharapkan akan mempercepat upaya dari meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dan berdasarkan hasil penelitian, Program Sekolah Penggerak memberikan manfaat yang besar dalam upaya peningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia khususnya dalam menghadapi transformasi global. Hasil penelitian Henik Ristiana dkk (2023) tentang Sekolah Penggerak di Kabupaten Grobogan menunjukan bahwa program ini memiliki peran yang signifikan dalam menghadapi transformasi global. Sebab, dengan adanya Program Sekolah Penggerak para kepala sekolah dilatih untuk memimpin dengan strategi yang adaptif dan inovatif dalam menghadapi tantangan pendidikan di era digital.

Berdasarkan hasil wawancara dalam penelitian tersebut para kepala sekolah yang telah mengikuti Program Sekolah penggerak merasa lebih percaya diri dalam menghadapi perubahan dan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah mereka. Salah satu intervensi Program Sekolah Penggerak adalah digitalisasi sekolah yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dan berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa digitalisasi sekolah memberikan dampak positif terhadap efektivitas dan efisiensi pembelajaran, karena guru dapat menggunakan berbagai sumber belajar secara daring dan memudahkan pengolahan data akademik.

Penelitian Dewi Sartika (2024) tentang Program Sekolah Penggerak di SMA Negeri 1 Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara juga menunjukan hasil yang positif, yakni Program Sekolah Penggarak memberikan manfaat yang besar terhadap peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Dijelaskan dalam penelitian tersebut bahwa sebanyak 73 % metode  pembelajaran  yang  diberikan guru sudah sesuai dengan keinginan  siswa dalam menerima mata pelajaran, 77%  guru yang membawakan mata pelajaran sesuai dengan jurusannya,  87%  kepala sekolah memonitoring proses belajar mengajar dalam sekolah ini, serta 83% proses   pembelajaran  di sekolah ini sesuai dengan  modul ajar yang telah disiapkan.

Sejalan dengan penelitian di atas, Bella Khofifah dan Muhammad Syaifudin (2023) menyatakan bahwa  Program Sekolah Penggerak  untuk  memperkuat transformasi satuan pendidikan yang  dimulai dengan peningkatan kualitas SDM. Sehingga fokus utama program ini adalah memberikan pendampingan dan pelatihan kepada kepala sekolah, guru, dan pemerintah daerah guna menciptakan penyelenggaraan pendidikan lebih berkualitas.

Program ini juga digerakkan oleh semangat gotong royong di bidang pendidikan. Dalam kerja gotong royong ini, setiap pemangku kepentingan baik di tingkat pusat, daerah, maupun satuan pendidikan diharapkan dapat berkolaborasi membangun ekosistem yang dapat mendorong peningkatan mutu pendidikan. Hanya dengan kerja bersama inilah akan terjadi perubahan positif di tingkat mikro (satuan pendidikan) yang secara agregat akan meningkatkan mutu pendidikan di tingkat daerah dan nasional.

SDM Berkualias  Menjadi Kunci

Berbeda dengan berbagai intervensi transformasi sekolah sebelumnya yang lebih berfokus pada pemberian bantuan anggaran dan fasilitas, Program Sekolah Penggerak berangkat dari asumsi bahwa transformasi satuan pendidikan dimulai dengan peningkatan kualitas SDM. Sebab, ujung dari hasil pendidikan adalah menghasilkan sumber daya manusia yang unggul yang nantinya akan membawa bangsa ini menjadi jauh lebih baik.

Maka, Sekolah Penggerak menjadi program yang tepat dalam upaya mengejar ketertinggalan sumber daya manusia Indonesia dibanding dengan bangsa-bangsa lain. Ketertinggalan tersebut bisa dilihat dari hasil survey PISA tahun 2018 menunjukkan 60% sampai dengan 70% peserta didik di Indonesia masih berada di bawah standar kemampuan minimum dalam sains, matematika, dan membaca. Pada tahun 2022 skor PISA Indonesia mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil uji PISA tahun 2018, tetapi skornya turun dan tetap di bawah skor rata-rata negara OECD.   Hasil uji PISA 2022 yang diumumkan pada 5 Desember 2023 menunjukkan 75 persen siswa tidak paham bacaan. Hal ini semakin mempertegas krisis kualitas pendidikan di Indonesia yang  sudah lama digaungkan.

Maka itu, meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia harus menjadi perhatian bersama agar bangsa ini tidak semakin tertinggal. Sekolah Penggerak hadir semoga menjadi jalan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul. Sebab, tidak ada jalan lain untuk menjadikan bangsa Indonesia besar jika tidak dibarengi dengan SDM-SDM yang unggul.

SDM unggul itu lahir dari pendidikan yang berkualitas, tanpa itu sangat sulit. Semoga hadirnya sekolah-sekolah penggerak di seluruh Indonesia, akan mempercepat upaya kita bersama dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan bergotong royong kita akan semakin ringan, khususnya gotong royong dalam memperbaiki kualitas pendidikan di tanah air. Semoga.