SHARE

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan pendidikan vokasi didorong untuk dapat menjawab kebutuhan zaman.

CARAPANDANG - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan pendidikan vokasi didorong untuk dapat menjawab kebutuhan zaman.

"Dalam skema kebijakan Merdeka Belajar, pendidikan vokasi merupakan prioritas kami untuk bisa menjawab kebutuhan zaman, termasuk di dalamnya mempersiapkan SDM unggul yang mampu menciptakan solusi akan krisis iklim," ujar Nadiem dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Nadiem memberi contoh, dalam inovasi kendaraan listrik, Kemendikbudristek menilai hal itu sebagai prioritas utama. Oleh karena itu skema kebijakan di pendidikan vokasi dirancang untuk dapat mendorong inovasi-inovasi penciptaan teknologi terkait baik dari hulu hingga hilirisasi produk.

Berbagai upaya pemerintah bersama berbagai insan pendidikan, mulai dari tingkat SMK, dan perguruan tinggi vokasi dalam mendukung upaya penanganan krisis iklim yang berkelanjutan dengan penerapan prinsip green economy di dalamnya.

Pembelajaran di pendidikan vokasi telah dan terus ditransformasi sesuai arahan Presiden Joko Widodo, salah satunya melalui pelibatan peran industri yang semakin masif, tidak hanya dalam penyiapan kurikulum, tetapi juga penyediaan tempat praktik kerja lapangan/magang, pelibatan praktisi untuk mengajar, dan mengembangkan teaching factory.

Semakin banyak kelas industri yang diselenggarakan di SMK dan Perguruan Tinggi Vokasi. Bersama KADIN misalnya, beberapa politeknik telah menyusun panduan rencana pembelajaran untuk magang industri selama sedikitnya satu semester, sehingga pelaksanaan magang lebih konsisten, lebih efektif, dan dipahami baik oleh industri maupun perguruan tinggi.

Pendidikan vokasi baik SMK dan perguruan tinggi juga terus mempersiapkan SDM terampil di sektor industri kendaraan listrik atau EV dan energi terbarukan lainnya.

Untuk menjawab kebutuhan industri saat ini, terdapat empat Program Sarjana Terapan (D4) Spesialisasi satu Tahun Energi Terbarukan pada empat politeknik di bawah Kemendikbudristek (Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Manado, Politeknik Negeri Ujung Pandang) dan PEM Akamigas di bawah Kementerian ESDM.

Selain itu, pendidikan tinggi vokasi juga dapat mengembangkan program studi yang secara penuh spesifik mengenai energi baru terbarukan, yakni Sarjana Terapan (D4) Teknik Energi terbarukan di Politeknik Negeri Jember yang didirikan sejak tahun 2008 dan Program Magister Terapan Program Studi Teknik Energi Terbarukan yang berdiri sejak 2016 di Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang. Pembelajaran seperti ini mengasah keterampilan siswa dan mahasiswa vokasi dan meningkatkan kebekerjaan mereka.

Dalam hal pengembangan energi panas bumi, perguruan tinggi juga terlibat intensif mulai dari prospecting, planning, design, hingga pengoperasian. Politeknik juga mengembangkan kerja sama dengan industri dalam mengembangkan pembangkit listrik Tenaga Bayu (Angin) dan Surya untuk daerah terpencil dari Politeknik Negeri Malang (Polinema), Pompa air tanah Solar Wind System (SWS) kerja sama Politeknik Negeri Cilacap dengan PT Pertamina dan kerja sama Solar Home System (SHS), PLTS off-grid, on-grid, dan hybrid antara Politeknik Negeri Ujung Pandang dengan PT PLN Nusantara Power melalui program matching fund vokasi.

Penyiapan SDM kompeten bidang kendaraan listrik juga dilakukan pada tingkat SMK. Kontribusi SMK tidak lepas dari pengembangan konsentrasi keahlian yang terus disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan kekinian termasuk untuk mendukung kebutuhan industri kendaraan listrik.

Selain program keahlian otomotif, beberapa kompetensi keahlian yang relevan dengan bidang energi terbarukan juga terus dikembangkan antara lain adalah: 1) Teknik Energi Biomasa; 2) Teknik Energi Surya Hidro dan Angin; dan 3) Teknik Energi Terbarukan, dengan total sekolah sejumlah 46 SMK dengan 2.745 siswa. Selain itu pada kompetensi keahlian lainnya juga terus disiapkan untuk semakin relevan dengan kebutuhan industri energi terbarukan, seperti contohnya untuk kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan otomotif yang saat ini kontennya diarahkan untuk juga mempelajari motor listrik.

Selain itu, pembelajaran di SMK diiringi dengan inovasi elektrifikasi transportasi melalui teaching factory. SMK Nasional Malang mengembangkan sepeda motor listrik bernama Cassa Trail dengan sistem project based learning yang melibatkan beberapa konsentrasi keahlian di SMK tersebut. Proses pembuatan sepeda motor listrik ini dimulai dari pembuatan kerangka atau bodi sepeda motor yang dibuat jurusan teknik kendaraan ringan otomotif (TKRO). Sedangkan untuk urusan desain dan mesin yang menjadi penggerak sepeda motor dipercayakan pada teknik dan bisnis sepeda motor (TBSM) dan teknik pemesinan (TPM).



Tags
SHARE