Selama sesi ke-80 UNGA pekan ini, pidato-pidato yang sebelumnya hanya bergema di dalam aula marmer kini disiarkan langsung secara daring dalam enam bahasa resmi, dipotong dalam hitungan detik, diberikan sulih teks (subtitle) oleh kecerdasan buatan (AI), dan disebarkan ke seluruh dunia melalui algoritma dan tagar.
CARAPANDANG.COM, PBB -- Setelah 80 tahun, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations General Assembly/UNGA) kini bukan hanya sekadar panggung diplomasi, melainkan sumber informasi global. Selama penyelenggaraan sesi ke-80 UNGA pekan ini, pidato-pidato yang sebelumnya hanya bergema di dalam aula marmer kini disiarkan langsung secara daring dalam enam bahasa resmi, dipotong dalam hitungan detik, diberikan sulih teks (subtitle) oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), dan disebarkan ke seluruh dunia melalui algoritma dan tagar.
Beberapa menit setelah pidato seorang pemimpin, cuplikan bagian utama pidato beredar ke seluruh dunia, dikemas ulang menjadi video vertikal berdurasi 30 detik atau video penjelasan singkat sepanjang tiga menit, siap diunggah ke platform video pendek. Tagar #UNGA tahun ini menjadi viral setiap hari, menarik audiens muda untuk terlibat dalam percakapan tersebut. PBB tidak lagi sekadar menyiarkan informasi ke luar karena kini masyarakat global turut memberikan tanggapan. Tidak hanya para pemimpin dunia, masyarakat awam pun ikut ambil bagian dalam debat tentang multilateralisme.